Kemenperin Akan Gulirkan E-smart IKM
Kementerian Perindustrian akan menggulirkan program e-smart industri kecil dan menengah (IKM) untuk meningkatkan pengembangan kapasitas sektor yang mendominasi populasi industri di Indonesia tersebut. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui kerja sama dengan perusahaan startup di Indonesia.
“E-smart IKM perlu dikembangkan agar kita dapat menjadi showcase produk sendiri, bukan hanya menjadi reseller produk negara lain,” tegas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa sore (27/9/2016).Menperin menjelaskan, latar belakang pelaksanaan program e-smart IKM, di antaranya didasari untuk pengembangan ekonomi berbasis digital, peningkatan ekspor IKM, serta perluasanakses pasardan akses pendanaan.
“Program
ini memiliki desain infrastruktur digital dengan tulang punggung Palapa
Ring, Satelit BRI, dan PLN. Artinya dibutuhkan fasilitas internet dan
listrik. Selanjutnya diintegrasikan dengan Sistem Informasi Industri
Nasional (SIINas) yang kami miliki untuk jaminan produk, keamanan, dan
Standar,” papar Airlangga. Kemudian program ini akan mendukung layanan
keuangan, logistik, dan pemasaran bagi pelaku IKM.
Kemenperin juga akan memfasilitasi pelaku IKM untuk menjalin kerja sama dengan e-commerce
di dalam negeri seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Blibli.
“Jadi, laman mereka akan dijadikan kawasan virtual bagi produk IKM
nasional,” tuturnya.
Sasaran sektor IKM yang dikembangkan melalui program e-smart,
antara lain IKM kosmetika, logam, kerajinan, fashion, makanan dan
minuman, perhiasan, produk kulit, furniture, herbal, komponen, tekstil,
permesinan, semen, pupuk, serta elektronika. “Pengembangan prototipe e-smart
IKM dalam waktu dekat, yakni sektor IKM perhiasan, furniture kayu dan
rotan, ukiran kayu, batik, produk kulit, serta kerajinan anyaman,”
sebutnya.
Di
samping itu, kata Airlangga, program ini sekaligus untuk menciptakan
sebanyak 20.000 pelaku IKM baru sesuai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. “Target lainnya, wirausaha menengah baru sebanyak 4.500 orang serta rasio persebaran sektor IKM Jawa dan luar Jawa, yakni 60,34:39,66,” ujarnya.
Menperin menyampaikan, Presiden
Joko Widodo meyakini Indonesia memiliki potensi besar untuk
pengembangkan ekonomi digital. “Presiden telah menegaskan, potensi pasar
ekonomi digital kita cukup besar karena memiliki jumlah penduduk 250
juta dan 93,4 juta diantaranya adalah pengguna internet,” ujar
Ailrangga. Untuk itu, lanjutnya, Presiden optimistis Indonesia bisa
menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar