Salah satu aspek dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah pendidikan. Pendidikan di masa
kini dan masa mendatang menuntut adanya kreatifitas dan kemampuan
berfikir kritis untuk menjawab tantangan yang dihadapi, utamanya dalam
menyongsong abad XXI. Abad XXI merupakan abad dimana manusia dituntut
memiliki kesanggupan dalam menghadapi banyaknya tantangan dan isu yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia di era mendatang.
Globalisasi adalah proses kompleks dan ambivalen yang konsekuensinya
dapat positif sekaligus negatif.
Diantara konsekuensi yang positif
adalah orang akan semakin memiliki keluasan dalam cakrawala pandang,
akses terhadap pengetahuan dan produk ilmu dan teknologi, pandangan
lintas budaya, kesempatan dan peluang, perkembangan personal dan sosial,
kesempatan untuk berbagi ide, berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah
bersama. Sedangkan konsekuensi negatif terutama di tingkat sosial,
ekonomi dan lingkungan. Di satu sisi terjadi peningkatan angka
kemiskinan, timbulnya kesenjangan antara negara berkembang dengan negara
maju dan diantara berbagai kelas di dalam masyarakat, rendahnya standar
hidup, penyakit, migrasi, pelanggaran hak asasi manusia, SARA,
eksploitasi kelompok lemah oleh kelompok kuat, xenophobia, konflik, rasa
tidak aman, dan berkembangnya individualisme.
Sementara itu di sisi
lain terdapat banyak sekali muncul masalah lingkungan seperti efek rumah
kaca, perubahan iklim, polusi dan eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan. Salah satu cara untuk mengurangi konsekuensi negatif dan
memaksimalkan konsekuensi positif ini adalah melalui pendidikan, dalam
lingkup yang lebih kecil melalui proses pembelajaran.
Pendidikan global yang berada pada abad XXI bukan merupakan sebuah
keniscayaan tetapi sebuah kepastian yang pasti akan terjadi, sehingga
perlu adanya persiapan dalam menyonsong pendidikan global yang menuntut
manusia memiliki kemampuan yang kreatif yang dapat membawa manusia ke
arah perubahan (Glen dalam Muslimin: 2015). Dengan adanya pendidkan
global (global learning) melalui pembelajaran di lingkup sekolah
diharapkan dapat menghubungkan perbedaan yang terjadi sehingga dapat
terhubung informasi yang ada. Adanya pendidikan global pada generasi
mendatang utamanya siswa diharapkan dapat melengkapi siswa dalam
memahami isu yang muncul di dalam kehidupan yang menuntut anak untuk
dapat memberdayakan pengetahuan, keterampilan serta sikap yang dapat
digunakan untuk menjawab isu-isu masalah global. Masalah global yang
muncul diharapkan dapat diatasi dengan adanya pendidikan global. Karena
apabila dipahami, pendidikan global bukan semata-mata mengedepankan
aspek penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kemampuan
berpikir. Beberapa sumber mendefinisikan bahwa pendidikan global adalah
pendidikan yang bertujuan membuka mata dan pikiran orang pada realitas
globalisasi dunia dan “membangunkan” serta menyadarkan mereka akan
pentingnya keadilan, kesetaraan dan hak asasi untuk semua orang. Dengan
kata lain pendidikan global pada dasarnya merupakan pendekatan baru yang
memusatkan perhatian untuk membantu menjawab pertanyaan kita tentang
masa depan.
Pengajaran di era pendidikan global menuntut seorang pendidik memiliki
keterampilan dalam membelajarkan ilmu maupun cara mengajar, sehingga
guru mampu membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan sebagai
bekal dalam menyongsong kehidupan di masa mendatang.
Siswa harus
memiliki kemampuan kreatif, kritis, memiliki kemampuan problem solving
dan mampu mengambil keputusan secara rasional. Hal-hal tersebut dapat
dikembangkan melalui proses pembelajaran pada semua bidang studi.
Sebagai contoh, pada pembelajaran Kimia Industri SMK. pembelajaran di SMK saat ini bergerak mememenuhi tuntutan abad 21 dengan beberapa aksinya seperti menggiatkan teaching factory, menekankan pembelajaran berbasis 4C ( berpikir kreatif, komunikatif, kolaboratif dan kritis) dan mengakomodasi pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Enginering dan mathematic) yang akan mendekatkan
siswa pada obyek kajiannya. Sehingga siswa
dapat memperoleh pengetahuan yang utuh, selain itu juga sekaligus
mengasah keterampilannya dalam melakukan kerja.
menekan 4 C
1. Komunikasi,di abad 21 adalah kewajiban. So, buat kita semua
yang selalu punya problem dengan hal ini, segeralah berbenah.
2. Kolaborasi artinya kemampuan berkolaborasi, alias
bekerjasama, saling bersinergi, menyatukan potensi kita dengan potensi orang
lain demi tujuan tertentu. Sayangnya, alih-alih mampu bersinergi, banyak di
antara kita justru trauma bekerjasama dengan orang lain. Siaplah berkolaborasi untuk menjadi lebih baik
3.berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah
Critical thinking adalah kemampuan untuk memahami
sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain,
sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, dan ujung-ujungnya ketemulah
sebuah solusi dari suatu permasalahan. Orang yang cerdas, sejatinya bukan yang
nilainya selalu 100 atau A plus, tetapi yang mampu berpikir kritis dan
menemukan solusi cerdas dari berbagai problem yang dia alami.
4. Kreatif, menurut The Liang Gie didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menciptakan (penggabungan) sesuatu yang bisa menghasilkan
penemuan-penemuan baru.
Nah, 4C ini, disebut-sebut sebagai “jurus sakti” menaklukkan
kompetisi abad 21, di mana di abad ini, pertarungan bukan lagi berorientasi
pada aku menang dan kamu kalah, tetapi aku menang dan kamu menang. Kita unggul
bersama-sama.
Mengakomodasi STEM
:
(1) sains
yang mewakili pengetahuan mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku
di alam
(2) teknologi adalah keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan
dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau mendesain serta
menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan
(3) teknik atau
Engineering adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain
sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; dan
(4) matematika adalah
ilmu yang menghubungkan antara besaran, angka dan ruang yang hanya membutuhkan
argument logis tanpa atau disertai dengan bukti empiris. Dalam melakukan suatu pekerjaan seharusnya tidak perlu terjadi kesalahan karena ada matemakita yang dapat membantu menentukan atau menaksir nilai yang kita inginkan tanpa bukti empiris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar